FIQAH DAULAH
DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN DAN SUNNAH
Oleh Dr Yusuf al-Qardhawy
5. ISLAM POLITIK
Antara Hak dan Kewajipan
Masalah yang seringkali diungkit-ungkit,
dikritik dan dikemukakan dalam
ideologi dan sistem pada
zaman sekarang adalah masalah
hak manusia.
Hak ini diangkat
Islam dan dijadikan sebagai kewajipan
yang suci, yang boleh mengakibatkan dosa
dan seksa dari Allah jika
diabaikan.
Ada perbezaan nyata
antara hak yang termasuk dalam
ruang mubah atau menurut
pilihan, yang memungkinkan bagi seseorang
untuk meninggalkannya jika dia
menghendaki, dengan kewajiban yang tidak
ada pilihan bagi mukallaf
untuk meninggalkan atau melalaikannya
tanpa ada alasan yang diterima
syariat.
Sesuatu yang menjadikan orang
Muslim sentiasa sebagai politisi, kerana
dengan sebab imannya dia
dituntut agar tidak hidup untuk
dirinya sendiri, tanpa mahu
memperhatikan masalah dan kesulitan
orang lain, terutama sesama orang
Mukmin, yang didasarkan kepada ukhuwah
iman.
"Sesungguhnya orang-orang Mukmin
itu adalah bersaudara." (Al-Hujurat: 10)
[ Komen saya:
Bila sebut "seorang Muslim sentiasa sebagai politisi", terpanggil saya untuk memberi komen. Bukannya apa, sejak
kebelakangan ini, apa yang saya lihat respon yang diberi oleh masyarakat Malaysia dalam bab-bab politik agak meriah. Tak macam
10 tahun dulu. Walaupun tahun '98\'99 tu reformasi meletus, tapi sembang-sembang politik especially anak-anak muda, suri-suri
rumah agak kurang. Walaupun geng pembangkang mendominasi sembang "kedai kopi" ketika itu, tapi tak se"ketara" hari ini.
Hari ini, bila geng-geng
rempit, geng-geng kereta turbo sembang pasai motor kereta, last sekali bottom-line-nya depa akan bercakap bab politik.
Apa taknya? Kalau bukan isu harga minyak melambung tinggi. Depa dah tak mampu nak race tiap-tiap hari pasai
minyak mahal, seminggu sekali pun belum tentu. Hat suri-suri rumah pula, bila balik dari market, mula lah membebel. Mau taknya? Dulu
bawa RM10 boleh beli macam-macam, tapi hari ni, se-round pun tak habis lagi pusing market, tetiba hangus dah RM50. Baru
depa sedaq kuasa membeli dah takdak. Last-last, kepala Paklah depa hentam. Jadi, pointnya di sini nak bagitau, semua
(tak kira level apa, tak kira bangsa apa) pakat bercakap tentang politik isu semasa. ]
Dalam hadis disebutkan:
"Barangsiapa tidak
memperhatikan urusan orang-orang Muslim, maka dia bukan termasuk
golongan mereka, dan barangsiapa
tidak menjadi pemberi nasihat
bagi Allah, Rasul-Nya, para pemimpin
orang-orang Muslim dan orang-orang awam
di antara mereka, maka
dia termasuk golongan mereka.
Sesiapa pun penghuni suatu rumah yang di tengah
mereka ada seseorang yang kelaparan,
maka mereka telah terlepas
dari perlindungan Allah dan Rasul-Nya."
(Diriwayatkan At-Tabrani)[3]
Di samping mewajibkan orang
Muslim untuk memberi makan orang
miskin, Al-Qur`an juga
mewajibkannya menganjurkan orang lain berbuat hal yang sama, tidak
seperti orang-orang Jahiliyah yang dicela
di dalam Al-Qur`an:
"Sekali-kali tidak (demikian),
sebenarnya kalian tidak memuliakan anak
yatim, dan kalian tidak mengajak
memberi makan orang miskin." (Al-Fajr: 17-18)
Al-Qur`an menganggap sikap mengabaikan masalah
ini sebagai bukti pendustaan
terhadap agama:
"Tahukah kamu (orang)
yang mendustakan agama? Itulah orang yang mengherdik anak yatim,
dan tidak menganjurkan memberi
makan orang miskin." (Al-Ma`un: 1-3)
Bahkan Al-Qur`an mengaitkan
hal ini dengan kekufuran
kepada Allah dan layak mendapat
seksa yang pedih di akhirat:
"Sesungguhnya dia dahulu tidak
beriman kepada Allah Yang Maha Besar,
dan juga dia tidak
mendorong (orang lain) untuk memberi
makan orang miskin." (Al-Haqqah:
33-34)
[ Komen saya: Dalam
bab buat kenduri bagi
makan ni, memang kat
Malaysia dah
jadi satu budaya. Cukup mewah. Cuba tengok kat masjid-masjid setiap malam Jumaat. Disamping
pisang yang dah jadi sinonim dengan masjid, depa mai longgok pulak bertimbun-timbun bungkusan makanan
pelbagai aroma. Hat bungkus
ala nasi kandaq ada, hat dalam
polistrin ada. Kena pulak
la ni musim durian, ada
yang hantar pi pulut durian. Fuuuhhh, bau pulut durian semerbak satu masjid. Agak-agak tuan-tuan,
boleh khusyuk ka semayang dengan
baik punya bau durian?...Saya rasa hat zujud tahap
A pun belum tentu boleh control. Inilah akibatnya bila dibudayakan masjid sebagai tempat longgok pisang dengan nasi bungkuih,
bukannya yang sepatutnya sebagai tempat longgokan ilmu. ]
Dalam masyarakat kapitalis, jika
hak orang-orang miskin dan
lemah diabaikan, pasti akan menyebabkan revolusi dan
pemberontakan terhadap orang-orang kaya.
Di samping orang Muslim dituntut
untuk memerangi kezaliman sosial,
dia juga dituntut untuk
memerangi kezaliman politik, atau
kezaliman apa pun nama
dan bentuknya. Jika hanya
bersikap pasif dalam menghadapi
kezaliman dan meremehkannya, maka
semua lapisan umat akan menanggung akibatnya, bagi
orang yang zalim mahupun bagi
orang-orang yang dizalimi. Firman Allah (yang
bermaksud):
"Dan peliharalah dirimu daripada
seksaan yang tidak khusus menimpa
orang-orang yang zalim saja di
antara kalian."
(Al-Anfal: 25)
Al-Qur`an mencela orang-orang yang tunduk kepada
para pemimpin yang zalim dan
sewenang-wenang, yang menuruti apa keinginan
mereka, seperti firman-Nya tentang
kaum Nuh:
"Dan mereka mengikuti orang-orang
yang harta dan anak-anaknya tidak
menambah kepadanya melainkan kerugian
semata." (Nuh: 21)
Al-Qur`an berbicara tentang kaum Hud:
"Dan mereka menuruti perintah
semua penguasa yang sewenang-wenang lagi
menentang (kebenaran)." (Hud: 59)
Al-Qur`an berbicara tentang kaum Fir`aun:
"Maka Fir`aun mempengaruhi
kaumnya, lalu mereka patuh
kepadanya. Kerana sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik." (Az-Zukhruf: 54)
Bahkan Al-Qu`an menganggap kecenderungan dan perasaan simpati
yang ditujukan kepada orang-orang yang zalim saja sudah mengakibatkan
seksaan dari Allah:
"Dan, janganlah kalian cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan
kalian disentuh api neraka, dan
sekali-kali kalian tidak mempunyai seorang
penolong pun selain daripada Allah, kemudian
kalian tidak akan diberi pertolongan." (Hud: 113)
[ Komen saya: Ini dia dalil yang bagitau bahwa orang Islam tak boleh redha
dengan apa bentuk kezaliman sekalipun. So mana mungkin ada sheikh-sheikh salafi kata tak boleh lawan pemimpin zalim?
Zalim ni bukan makna syok-syok pi katok kepala orang atau saja-saja seronok pi bunuh orang. Kalau diluaskan skop pengertian "zalim",
setiap benda yang tak diletakkan pada tempatnya, itulah makna zalim. Habih tu guna duit rakyat, pi tabok kat Permatang
Pauh baru-baru ni tak zalim ka? Guna agensi-agensi kerajaan, guna media balun Pakatan Rakyat, tak zalim ka? Sebab tu
saya dok bagitau kat kawan-kawan, "Kalau betul Pakatan Rakyat dapat Putrajaya dalam masa terdekat ini, saya suggest, 1st sekali,
media massa mau ambil-alih dulu." ]
Islam membebani setiap
orang Muslim dengan tanggungjawab politik,
iaitu hidup di daulah
yang pemimpinnya orang Muslim, menetapkan perkara dengan Kitab Allah dan
dibaiat orang-orang untuk melakukan
hal ini. Jika tidak, maka tak ada
bezanya dengan orang-orang Jahiliyah.
Disebutkan dalam sebuah hadis
sahih:
"Barangsiapa mati sedang di lehernya tidak ada baiat kepada seorang pemimpin,
maka dia mati secara
Jahiliyah." (Diriwayatkan
Muslim)
-----------------------------------------
Nota:
[3] Kesahihan hadis
ini diperselisihkan. Lihat Majma`uz-Zawa`id, 1\87, dan Al-Muntaqa
Minat-Targhib wat-Tarhib, nombor 997.